PT. XYZ bergerak di bidang FMCG (Fast Moving Consumer Goods) memiliki banyak
kategori produk dan varian. Untuk menunjang berkembangnya produk tersebut perusahaan
mendirikan laboratorium pengujian R&I Centre. Proses pengujian membutuhkan beberapa
pereaksi yang pada waktu tertentu terkendala kasus stock out. Pada tahun 2020 terjadi
kasus stock out tiga kali dengan total empat botol pada pereaksi kalium iodida. Perusahaan
harus melakukan pemesanan tidak terduga secara terus menerus yang menimbulkan biaya
tambahan. Tujuan penelitian ini adalah menghitung peramalan dan persediaan pereaksi
kalium iodida yang sesuai sehingga didapatkan total biaya persediaan yang optimal.
Berdasarkan data historis, pola data menunjukkan pola konstan sehingga metode
peramalan yang digunakan adalah Moving Average, Double Moving Average, Weighted
Moving Average, Single Exponensial Smoothing dan Double Exponensial Smoothing. Dari
kelima metode tersebut dipilih yang memiliki nilai akurasi dengan error terkecil. Dengan
jumlah pereaksi yang dihitung, perusahaan menginginkan total biaya yang dikeluarkan
seminimum mungkin. Untuk menghitung total biaya tersebut digunakan Economic Order
Quantity, Periodic Order Quantity dan Min-Max Stock Level. Dari ketiga metode tersebut
dipilih yang memiliki total biaya terkecil. Berdasarkan hasil penelitian, metode peramalan
yang sesuai digunakan adalah Moving Average (n = 4), dimana total pemesanan pada tahun
2021 sebanyak 36 botol dengan pemesanan tiap periode sebanyak tiga botol. Sedangkan
metode persediaan yang sesuai digunakan adalah Economic Order Quantity dengan
pemesanan ekonomis sebanyak sembilan botol yang dipesan sebanyak empat kali dalam
setahun, sehingga total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 50.470.000 per tahun. Jika
dibandingkan dengan total biaya aktual perusahaan sebesar Rp. 66.161.141 per tahun,
maka metode persediaan Economic Order Quantity 24% lebih kecil.