Hipertensi adalah kondisi kronis yang dapat menyebabkan penyakit degeneratif
dan kematian. Faktor risikonya meliputi usia, gaya hidup, dan konsumsi garam
berlebihan. Evaluasi rasionalitas penggunaan obat antihipertensi dapat dilakukan
melalui beberapa aspek seperti tepat indikasi, tepat jenis obat, tepat dosis, serta tepat
waspada terhadap efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
rasionalitas penggunaan obat antihipertensi pada pasien hipertensi BPJS rawat jalan di
RSAU dr. Esnawan Antariksa Januari - Desember 2023. Penelitian ini menggunakan
metode desain deskriptif kuantitatif non-eksperimental dengan pengumpulan data
secara retrospektif, menggunakan data sekunder dari rekam medis. Sampel penelitian
terdiri dari 97 rekam medis pasien yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan
eksklusi. Evaluasi rasionalitas penggunaan obat antihipertensi dilakukan berdasarkan
kesesuaian dengan Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2021. Hasil evaluasi
berdasarkan jenis kelamin, pasien laki-laki (45,4%) dan pasien perempuan (54,6%).
Berdasarkan usia, mayoritas pasien berusia >65 tahun (34,0%). Sebagian besar pasien
mengalami hipertensi stage 2 (49,5%). Penggunaan obat kombinasi ditemukan pada
(59,7%) kasus, dengan kombinasi ACE inhibitor (ACEi) dan calcium channel blocker
(CCB) sebagai yang paling sering digunakan (28,9%), terutama kombinasi
Amlodipine dan Ramipril (24,7%). Hasil penelitian menunjukkan obat yang diberikan
tepat indikasi (100%), tepat jenis obat (72,16%), tepat dosis obat (99,0%), tepat
waspada terhadap efek samping (99,0%), dan outcome hipertensi terkontrol (70,1%).
Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan obat antihipertensi pada pasien BPJS
rawat jalan jalan di RSAU dr. Esnawan Antariksa Januari - Desember 2023 sudah
cukup rasional, sebagian besar pasien hipertensi telah mencapai outcome tekanan
darah yang terkontrol dan parameter tepat jenis obat yang perlu disesuaikan dengan
Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2021.