Pada era ilmu teknologi yang maju ini, industri dituntut untuk bisa menghasilkan
produk yang cepat, higienis dan efisien. Sebelumnya produksi jamu hanya dilakukan dengan
cara konvensional seperti merebus dalam tungku atau pada kompor. Alat-alat yang
digunakan masih manual yang temperaturnya tidak stabil dan mudah terkontaminasi. Hal itu
menjadi kebutuhan dari sebuah mitra industri untuk melakukan optimalisasi dan hiegenitas
proses produksi (industry kecil menengah di bidang farmasi).Tugas akhir akan melakukan
evaluasi untuk memperbaiki higenitas dari produk tersebut dengan menggunakan sistem
boiler. Perkembangan ilmu teknologi saat ini dapat mendukung perkembangan alat-alat
produksi pada industri. Salah satunya teknologi dalam bidang konversi energi, salah satu
mesin konversi energi adalah boiler. Boiler mampu merubah air menjadi uap air yang dapat
dimanfaatkan tekanan maupun panas dari uap air tersebut. Panas tersebut nantinya akan
dimanfaatkan untuk memanaskan jamu hingga menjadi serbuk. Namun dalam perancangan
sebelumnya uap panas boiler yang digunakan menghasilkan panas 180°C pada tekanan kerja
10 bar. Sedangkan panas yang dibutuhkan oleh spiral heat exchanger adalah dalam range
140 − 150°C supaya menjaga wadah untuk memanaskan jamu berada pada suhu 60°C.
Menaikkan tekanan akan meningkatkan temperatur, sementara menurunkan tekanan akan
menurunkan temperaturnya. dengan memvariasikan tekanan menjadi tiga variasi tekanan
berbeda yaitu 10 bar, 7 bar, dan 4 bar. Dalam hal ini perlu dilakukan analisis perpindahan
panas pada water tube boiler dengan kapasitas 100kg/jam. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa varian yang terpilih adalah tekanan 4 bar, dimana suhu yang dihasilkan 143.6°C dan
pengeluaran yang dibutuhkan untuk bahan bakar yaitu Rp. 2.487.500. Diharapkan dengan
hasilkan tersebut boiler mampu mengoptimalkan kinerja heat exchanger.