Mesin Depalletizer merupakan mesin yang berfungsi untuk menyuplai
packaging material botol atau kaleng pada 2 lini proses yang berbeda di PT.SEI.
Masalah yang sedang terjadi pada mesin tersebut adalah tingginya frekuensi
downtime pada saat menyuplai botol pada lini PET. Akibatnya, produktivitas
produksi menurun dan perlu dilakukan analisis untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Penggunaan Fishbone diagram dan Why’s analysis diperlukan guna
mencari akar penyebab masalah. Sedangkan penggunaan Fuzzy FMEA digunakan
untuk menetapkan masalah yang berada di 3 peringkat teratas berdasarkan nilai
FRPN. Peringkat pertama dengan FRPN masing-masing sebesar 112 adalah mode
kegagalan yang diakibatkan kesalahan set up mesin oleh operator (F2) dan set up
guide conveyor yang tidak sesuai dengan bentuk botol (F3). Peringkat kedua
dengan nilai FRPN 97,9 adalah mode kegagalan yang disebabkan kurangnya
pemantauan secara konsisten oleh operator (F9). Peringkat ketiga dengan nilai
FRPN 95,1 adalah mode kegagalan yang disebabkan penguasaan operator terhadap
mesin masih kurang (F1). Setelah diketahui permasalahan yang memiliki tingkat
prioritas tinggi, maka proses selanjutnya adalah menentukan dan melakukan usulan
perbaikan. Usulan perbaikan yang disarankan kepada perusahaan adalah membuat
Standar Operasional Prosedur (SOP) mesin Depalletizer untuk lini PET, melakukan
perhitungan beban kerja operator guna menentukan jumlah operator yang sesuai
dengan kebutuhan pengoperasian mesin Depalletizer dan mengadakan pelatihan
operator.