Medication error pada fase dispensing yaitu ketidaksesuaian antara apa yang
tertulis didalam resep medis dengan perintah yang diikuti oleh tenaga
kefarmasian saat melakukan penyiapan hingga penyerahan obat kepada pasien,
ataupun keluarga pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi dispensing
error yang terjadi pada pelayanan kefarmasian di RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo di bulan Januari-Desember tahun 2023 melalui data elektronik
medication error. Metode pengambilan data secara retrospektif dengan teknik
sampling yakni total sampling. Data dianalisis dengan menggunakan microsoft
excel sederhana. Penelitian dilaksanakan bulan Juni-Juli tahun 2024. Hasil
analisis menunjukan medication error pada fase dispensing tahun 2023 sebanyak
987 insiden atau 7,94% dari 12.427 data resep elektronik dan 819 insiden atau
65,78% dari 1245 data resep manual. Salah jumlah obat sebanyak 1266 insiden
atau 71,16%. Insiden dispensing error terbanyak di unit pelayanan kefarmasian
Kencana dengan total 843 insiden atau 47,39%. Berdasarkan jumlah kejadian
dari faktor penyebab medication error pada fase dispensing dilihat dari asal
resep, rawat inap menjadi penyumbang kejadian terbanyak yaitu 1258 insiden
atau 70,71%. Berdasarkan usia pasien kejadian paling banyak di kategori usia
dewasa (19-59 thn) sebanyak 982 insiden atau 55,20% dan dari penamaan obat
LASA terjadi sebanyak 98 insiden atau 5,51%. Kesimpulannya jenis kesalahan
paling banyak terjadi pada coding D5 salah jumlah obat (71,16%) di unit
pelayanan Kencana (47,39%). Berdasarkan jumlah kejadian dari faktor penyebab
medication error fase pada dispensing terbanyak berasal dari rawat inap
(70,71%) dengan kategori usia dewasa (19-59 thn) (55,20%) dan masih terdapat
insiden penamaan obat LASA (5,51%).