Image of Kajian Efek Kombinasi Ekstrak Nigella Sativa, Andrographis Paniculata Dan Propolis Sebagai Imunomodulator Respon Imun Pada Tikus Yang Di Infeksi Dengan Mycobacterium
Tuberculosis

Karya Ilmiah Mahasiswa

Kajian Efek Kombinasi Ekstrak Nigella Sativa, Andrographis Paniculata Dan Propolis Sebagai Imunomodulator Respon Imun Pada Tikus Yang Di Infeksi Dengan Mycobacterium Tuberculosis



Tuberculosis masih menjadi masalah penyakit infeksi di Indonesia.
Tatalaksana pasien dengan pengobatan TB membutuhkan waktu yang cukup
lama yaitu 6-9 bulan. Ketika tubuh terinfeksi oleh bakteri M. tuberculosis,
sistem kekebalan tubuh akan merespons dengan cara mengaktifkan mekanisme
imunitas, salah satunya adalah proses inflamasi (peradangan). Proses inflamasi
ini sangat penting dalam upaya tubuh untuk mengendalikan infeksi, tetapi
dapat menjadi masalah jika terjadi peradangan yang berlebihan atau tidak
terkendali. Peran imunomodulator sangat penting untuk menurunkan inflamasi
dan memperbaiki jaringan yang rusak akibat inflamasi oleh bakteri M.
tuberculosis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek kombinasi
ekstrak jinten hitam, sambiloto dan propolis sebagai imunomodulator. Metode
pada penelitian terdiri dari analisis in silico menggunakan aplikasi Molegro
Virtual Docker yang menunjukkan bahwa senyawa aktif dalam ekstrak
berpotensi sebagai imunomodulator dengan protein 1T64. Uji in vitro
menggunakan medium MODS menunjukkan tidak ada pertumbuhan bakteri M.
tuberculosis dimulai pada konsentrasi ekstrak sambiloto (6,325 mg/ml),
ekstrak jintan hitam (13,55 mg/ml), dan ekstrak propolis (25,5 mg/ml). Pada
uji in vivo terdiri dari penimbangan berat badan tikus, penimbangan berat paru,
limpa dan hati, pemeriksaan sel darah merah dan sel darah putih, pemeriksaan
IL6 dan IL10, pemeriksaan PCR Mycobacterium spesies dan histopatologi
paru, limpa dan hati. Kelainan patologis pada paru-paru terdiri dari pneumonia,
broncheolitis, haemorrhagi, pembentukan mikronodul dan lymphoid folikel.
Pada jaringan hati tidak menunjukkan kelainan patologis yang nyata.
Selanjutnya pada jaringan limpa terdapat splenonekrosis, deplesia pulpa putih
dan hemosiderosis. Pembentukan nodule hanya terlihat pada kelompok kontrol
negatif dan kontrol positif dengan skor 1, lainnya tidak dijumpai nodule pada
paru-paru. Sementara itu, skor lesio lymphoid folikel tertinggi dijumpai pada
kelompok kontrol negatif dengan skor 2, Hasil analisis histopatologis
menunjukkan bahwa ekstrak kombinasi mampu menghambat atau menurunkan
pembentukan nodule dan lymphoid folikel pada paru-paru, didukung dengan
penurunan kadar IL-6 dan IL-10 pasca pengobatan. Pada formula C
mengandung andrographolida 0.0225±0.0002 mg/mg; thymoquinon
0.00013±0.000010 mg/mg, kuersetin 0.007316±0.00144 mg/ml dan kadar
flavonoid total 41.1578 mgQE/g. Disimpulkan bahwa ekstrak kombinasi
formula C berpotensi memiliki aktivitas terbaik sebagai imunomodulator
dalam penelitian ini.


Ketersediaan

FFED2545FFED2545Perpustakaan Fakultas FarmasiT E R S E D I A

Lampiran Berkas

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
FFED2545
Penerbit Fakultas Farmasi Universitas Pancasila: Jakarta.,
Deskripsi Fisik
238 p.
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN/NPM
5420230001
Klasifikasi
NONE
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain



Pencarian Spesifik


Judul:
Pengarang:
Penerbit:
Koleksi:
Lokasi:

Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this