ABSTRAKrnrn(A) RINA RACHMAWATI ( 2098210131)rnrn(B) PENGARUH KONDISI FERMENTASI TERHADAP TERBENTUKNYA SITRININ OLEH GALUR KAPANG Monascus purpureus 3090, MUTAN S-35 DAN S-125rnrn(C) viii + 45 halaman; 2007; 7 tabel; 2 gambar; 9 lampiranrnrn(D) Kata kunci : Sitrinin, Monascus purpureus, monasidin A, S-35, S-125, Fermentasi cair, Fermentasi padat. rnrn(E) Monascus purpureus merupakan fungi dari kelompok Ascomycota yang dapat menghasilkan lovastatin, pigmen, maupun monasidin A (sitrinin). Sitrinin merupakan senyawa metabolit sekunder yang mempunyai aktivitas antibakteri yang aktif terhadap bakteri Gram positif seperti Bacillus dan Pseudomonas, sitrinin merupakan mikotoksin yang bersifat nefrotoksik dan hepatoksik.. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidak senyawa sitrinin pada galur mutan Monascus purpureus sebagai dasar bagi pemilihan galur mutan penghasil senyawa lovastatin. Digunakan 2 galur mutan hasil fermentasi substrat padat dan substrat cair. Galur mutan yang digunakan adalah koleksi galur mutan potensial over produksi lovastatin yang telah dimutasi menggunakan sinar UV. Ekstraksi sitrinin dilakukan dengan menggunakan methanol secara ultrasonikasi. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Hasil penelitian ini dengan analisis KLT menunjukkan bahwa senyawa sitrinin dapat terbentuk pada fermentasi media cair, penambahan konsentrasi glukosa dapat mempengaruhi terhadap terbentuknya senyawa sitrinin, dengan meningkatnya konsentrasi glukosa maka senyawa sitrinin yang terbentuk semakin besar. Pengaruh suhu dapat mempengaruhi terhadap terbentuknya senyawa sitrinin, yaitu dengan pemanasan 50ºC dan tanpa adanya pemanasan, senyawa sitrinin dapat terdeteksi, sedangkan pada pemanasan 160°C senyawa sitrinin tidak dapat terdeteksi, disebabkan senyawa sitrinin tidak tahan terhadap pemanasan yang tinggi.rnrn (F) Daftar rujukan : 24 buku (1898-2006)rnrn (G) Dra. Erlindha Gangga, M. Si, Apt ; Drs. Djadjat Tisnadjaja, M. Techrnrn