ABSTRAKrnrn(A) CAROLINA (2000210130)rnrn(B) PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID (MDA) PLASMA TIKUS JANTAN (Rattus novergicus) YANG DIBERI TIMBEL ASETAT.rnrn(C) viii + 35 halaman; 2008; 3 tabel; 4 gambar; 8 lampiran.rnrn(D) Kata kunci : Daun seledri, malondialdehid, timbel asetat rnrn(E) Industrialisasi di Indonesia yang tumbuh dengan cepat dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat, yaitu pencemaran lingkungan. Salah satu bahan pencemar yang berbahaya adalah logam berat, antara lain timbel (Pb). Keracunan timbel berpotensi menimbulkan reaksi oksidatif yang dapat merusak multisistem. Adanya reaksi oksidatif dibuktikan dengan meningkatnya kadar malondialdehid (MDA) plasma. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun seledri terhadap reaksi oksidatif yang disebabkan karena timbel asetat pada tikus putih jantan dan mempelajari efek oksidatif timbel asetat melalui pengukuran kadar MDA. Tikus sebanyak 42 ekor di bagi menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok I (normal), kelompok II (di beri Pb asetat 4 mg/200 g BB tikus selama 14 hari, aquadest selama 7 hari), kelompok III (di beri Pb asetat 4 mg/200 g BB tikus selama 14 hari, ekstrak etanol daun seledri 20 mg/200 g BB tikus selama 7 hari), kelompok IV (di beri Pb asetat 4 mg/200 g BB tikus selama 21 hari), kelompok V (di beri Pb asetat 4 mg/200 g BB tikus + ekstrak etanol daun seledri 20 mg/200 g BB tikus selama 21 hari), kelompok 6 (di beri vitamin E 3,6 UI/200 g BB tikus + Pb asetat 4 mg/200 g BB tikus selama 21 hari). Dengan uji statistik Anova kadar MDA terdapat perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan. Pemberian Pb baik 14 hari maupun selama 21 hari dapat meningkatkan kadar MDA secara bermakna dibandingkan dengan kelompok normal. Bila setelah 14 hari keracunan Pb yang kemudian di beri ekstrak etanol daun seledri ternyata kadar MDA tidak berbeda bermakna dengan kelompok kontrol negatifnya. Pemberian ekstrak bersamaan dengan pemberian Pb selama 21 hari dapat menurunkan kadar MDA dibandingkan kontrolnya dan begitu pula dengan vitamin E. Kemampuan ekstrak dalam menurunkan kadar MDA lebih besar dibandingkan vitamin E, namun keduanya belum mencapai kadar MDA kelompok normal. rnrn(F) Daftar Rujukan : 19 buah (1959-2007)rnrn(G) Dra. Dian Ratih L, M.Biomed., Apt.rn