Detail Cantuman
Karya Ilmiah Mahasiswa
Perbedaan Efek Larvasidal Antara Minyak Atsiri Daun Sirih Sri Lanka Dan Bogor Terhadap Larva lalat Chrysomya bezziana Secara In Vitro Dan Pembuktian Krim Minyak Atsiri Daun Sirih Sri Lanka Secara In Vivo
ABSTRAKrnrnrnrn(A) SANDHY SANTOSA (2000210140)rn(B) PERBEDAAN EFEK LARVASIDAL ANTARA MINYAK ATSIRI DAUN SIRIH (Piper betle L.) SRI LANKA DAN BOGOR TERHADAP LARVA LALAT Chrysomya bezziana secara in vitro dan PEMBUKTIAN KRIM MINYAK ATSIRI DAUN SIRIH (Piper betle L.) SRI LANKA SECARA in vivorn(C) x + halaman 73 ; 5 tabel ; 9 gambar ; 7 lampiranrn(D) Kata kunci: myasis, Chrysomya bezziana, minyak atsiri daun sirih Sri Lanka, Bogor rnrn(E) Chrysomya bezziana merupakan agen penyebab myasis (belatungan) yang banyak diderita oleh masyarakat sosio-ekonomi lemah. Selama ini metode pengobatan masih memberikan hasil yang sangat bervariasi. Minyak atsiri Sri Lanka dilaporkan mempunyai efek larvasidal terhadap larva Chrysomya megachepala. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan efek larvasidal antara minyak atsiri daun sirih (Piper betle L.) Sri Lanka dan Bogor terhadap larva C. bezziana secara in vitro dan in vivo. Uji in vitro dilakukan dengan cara memasukkan larva ke dalam cawan petri yang telah berisi larutan uji dan diamati daya tahan hidupnya setiap 30 menit selama 4 jam. Letal konsentrasi (LC) dan waktu letal (LT) dianalisis dengan analisis probit. Uji in vivo dilakukan dengan cara melukai punggung domba dan menginfestasinya dengan larva C. bezziana. Pengobatan dengan krim minyak atsiri dilakukan pada hari ke-2 dan ke-3 pasca infestasi. Larva dikoleksi pada hari ke-5. Bobot larva dan pupa ditimbang dan dianalisis dengan ANOVA yang dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri daun sirih Bogor mempunyai efek larvasidal lebih kuat dibandingkan dengan Sri Lanka. Konsentrasi 2% membunuh larva dalam waktu 1 jam (L1) dan 1,5 jam (L2). Uji in vivo membuktikan bahwa domba yang diobati dengan krim minyak atsiri 2% dan 4% menghasilkan bobot larva dan pupa dibawah normal sehingga tidak dapat menjadi imago. Gambaran darah domba yang menderita myasis mengindikasikan peningkatan jumlah eosinofil (hipereosinofilia) dan neutrofil. rnrn(F) Daftar Rujukan : 47 buah (1955-2005)rn(G) Drh. Darmono, M.Sc., APU; April Hari Wardhana, SKH, M.Sirnrn
Ketersediaan
FM 759 | FM 759 | Perpustakaan Fakultas Farmasi | T E R S E D I A |
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
FM 759
|
Penerbit | FFUP: Jakarta., 2005 |
Deskripsi Fisik |
-
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN/NPM |
-
|
Klasifikasi |
NONE
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subyek | |
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain