ABSTRAKrn(A) AYU UTAMININGTYAS (2005210026)rn(B) UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL, EKSTRAK ETIL ASETAT DAN MINYAK ATSIRI DAUN BELUNTAS (Pluchea indica (L.) Lees.) TERHADAP Trichophyton mentagrophytes DAN Cryptococcus neoformans SECARA IN VITROrn(C) ix + 64 halaman; 2009; 15 tabel; 7 gambar; 9 lampiran.rn(D) Kata kunci: Pluchea indica (L.) Lees., ekstrak, minyak atsiri, antifungi, Trichophyton mentagrophytes, Cryptococcus neoformans.rn(E) Daun beluntas (Pluchea indica (L.) Lees.) diketahui mempunyai khasiat untuk pengobatan penyakit yang disebabkan oleh fungi. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan khasiat ekstrak etanol, ekstrak etil asetat dan minyak atsiri daun beluntas terhadap Trichophyton mentagrophytes dan Cryptococcus neoformans. Ekstrak diperoleh secara ekstraksi bertingkat menggunakan pelarut yang berbeda tingkat kepolarannya, dan pengujian dilakukan secara in vitro menggunakan 2 metode yaitu dengan metode difusi galian untuk mengukur Diameter Daerah Hambat (DDH) dan metode dilusi dengan penipisan agar lempeng untuk menentukan Konsentrasi Hambat Minimal (KHM). Hasil difusi menunjukkan minyak atsiri memiliki daya hambat yang lebih besar dengan rata-rata DDH 18,33 mm terhadap Trichophyton mentagrophytes pada konsentrasi 5% dan 17,67 mm terhadap Cryptococcus neoformans pada konsentrasi 50%. Hasil dilusi juga menunjukkan minyak atsiri memiliki daya hambat yang lebih besar dengan nilai KHM 1,25% untuk Trichophyton mentagrophytes, dan 12,5% untuk Cryptococcus neoformans. Sehingga dapat disimpulkan bahwa minyak atsiri daun beluntas mempunyai aktivitas antifungi yang lebih besar dibandingkan ekstrak etanol dan etil asetat terhadap pertumbuhan Trichophyton mentagrophytes dan Cryptococcus neoformans baik secara difusi maupun dilusi.rnrn(F) Daftar Rujukan : 26 buah (1983-2008)rn(G) Prof. ris. Drh. Darmono M.Sc. ; Drh. Djaenudin Gholib.rn