ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil prediksi kebangkrutan dengan menggunakan model Altman dan model Springate dan apakah terdapat perbedaan prediksi kebangkrutan dengan menggunakan model Altman dan model Springate serta model mana yang lebih dapat menggambarkan kondisi perusahaan sesuai dengan kenyataan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Altman dan model Springate. Sampel yang digunakan adalah lima belas perusahaan yang bergerak dalam industri pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012 ? 2014. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri pertambangan yang direkomendasikan oleh Pojok BEI FEB-UP sebagai perwakilan Bursa Efek Indonesia di Universitas Pancasila. Pengumpulan data dilakukan melalui penelusuran pustaka dan laporan keuangan. Penelitian ini menggunakan metode analisis Altman dan Springate dan pengujian hipotesis menggunakan alat analisis teknik uji bedaWilcoxon Signed Ranks Test. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model Altman dapat memprediksi dengan akurat sebanyak delapan belas sampel sehat dari 45 sampel yang ada, sedangkan modelSpringatedapat memprediksi dengan akurat sebanyak dua puluh sampel sehat dari 45 sampel yang ada sehingga menjadikan modelSpringate sebagai model yang lebih dapat menggambarkan kondisi perusahaan sesuai dengan kenyataannya. Hasil pengujian hipotesis penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prediksi kebangkrutan dengan menggunakan model Altman dan model Springatepada perusahaan yang bergerak dalam industri pertambangan yang disebabkan adanya perbedaan penggunaan variabel dan bobot yang digunakan dalam rumus diskriminan kedua model tersebut. Kata kunci: Prediksi Kebangkrutan, Altman, Springate.